Saturday, February 2, 2013

Diriku Yang Sebenarnya

Mungkin papa benar, tidak, papa memang benar, aku hanya hidup dalam dunia khayalanku dan aku tidak akan menjadi apa-apa. Aku hidup hanya untuk menjadi contoh buruk dan pantas untuk di buang, tidak lebih dari itu. Aku sudah terbiasa hidup dengan hinaan, cacian, makian, dan lain-lain, rasa malu dan sakit telah hilang dari hatiku. bahkan aku tidak tahu bagaimana rupa rasa itu.

Lebih baik aku sendiri di sini, aku tak dapat membantu mereka dan mereka juga tidak membutuhkanku, hanya rasa kasihan sehingga membuat mereka dekat denganku, tak lebih dari itu. Mereka juga akan jijik dan meninggalkanku ketika mereka tahu siapa aku sebenarnya. Sekali lagi, aku sudah terbiasa dengan itu.

Aku tak inginkan lagi nasehatmu, karena itu tidak ada gunanya untukku, kau hanya membuang nafas dan pikiranmu saja. Aku terlalu hina mendampingimu, aku terlalu kotor bersamamu, aku hanya bongkahan yang tak di inginkan, tidak ada yang spesial ataupun unik. Biarlah aku di sini sendiri, tak apa, aku sudah terbiasa--sangat terbiasa.

Tak usah kau bersedih karenaku, karena air mata itu tak pantas jatuh untuk manusia seperti aku, ada hal yang lebih baik air mata itu kau tumpahkan dan yang pasti bukan aku--bukan. Tak usah kau marah karenaku, karena amarah itu terlalu meletihkan dan aku tidak pantas membuatmu letih, ada hal lain yang lebih baik untuk kau lepaskan amarah itu dan yang pasti bukan aku--bukan.

Aku tidak menyerah, aku hanya menyadari siapa aku di dunia ini. Seorang manusia yang hanya sebagai boneka peraga kehidupan yang gagal, itu lah aku. Aku tidak akan lari dari kenyataan atau membunuh diriku sendiri, tidak--tidak akan. Biarlah aku terbawa angin, hanyut bersama air, di tendang orang yang melewatiku, terbakar oleh api, aku akan terus melangkah hingga Tuhan bosan denganku.

No comments: