Monday, February 11, 2013

Aku dan Kamu

Ketika kita sedang di landa badai prahara, kau pernah mengatakan bahwa kita layaknya kapal miring yang sedang dalam badai di tengah laut. Aku bertanya, sampai kapan? Dan engkau mengatakan hingga semua badai berakhir, lalu kau mengatakan lagi, hidup ini bukan tentang menanti melewati badai, tapi tentang bagaimana kita belajar menangani masalah itu sendiri. Aku mengerti dengan semua itu dan aku berterima kasih karna kau mengingatkan aku akan hal tersebut. Kini aku ingin membantu mu dengan cara yang sama dan sudah pernah aku lakukan, tetapi ego mu selalu berada di depan, hingga aku takut jika aku melakukannya lagi, aku akan kehilanganmu.

Ketika kita sedang tertimpa permasalahan ego, yang akan aku pikirkan adalah ketika kita melewatinya bersama dengan senyuman dan eratnya tangan kita saat melangkah perlahan. Aku selalu memaafkan apa pun yang terjadi ketika masalah menimpa kita, karena aku tau, ego akan berada di depan dan aku memakluminya. Mungkin aku yang terlalu lemah dan selalu memaafkan mu, tapi itu lah diriku. Aku tahu, memaafkan bukanlah hal yang mudah di bandingkan meminta maaf. Bahkan pada saat aku yang bersalah dari semua aspek. Yang aku ingin engkau tahu adalah pada saat kita mengalami permasalahan, ingatlah masa di mana kita melewatinya dengan kepala dingin dan ketenangan, hal tersebut akan membuat kepala ku dingin dan meletakkan ego ku jauh di belakangku.

Membiarkanmu untuk menangkan diri itu hal yang mudah, tapi ketika hati berharap agar kau bisa tenang dan menceritakan semuanya bukanlah hal yang mudah, mungkin bisa di katakan "menunggu". Aku ada di sini bukan hanya untuk pada masa kebahagiaan, tapi setiap momen di dalam hidupmu, mungkin terdengar lebay dan berlebihan atau apa lah itu, yang pasti aku ingin berada di setiap situasi dalam hidupmu, tidak selalu, karena aku bukan suami mu, aku hanya orang yang dekat denganmu, aku mengerti posisi aku di dalam hidupmu.

Aku cemburu ketika kau mengobrol dengan pria lain dengan sangat akrab, tapi aku tidak mengungkapkannya, karena aku tahu kalian hanya berteman dan aku sebagai manusia memaklumi hal tersebut, karena aku manusia yang punya hati dan terkadang memiliki cemburu yang tak beralasan jelas. Begitu juga dengan mu, aku tahu dan aku sangat mengerti, tapi jika kau keberatan aku mengungkapkannya, katakan, agar aku tahu, aku manusia yang tidak bisa membaca pikiran bahkan hati orang lain.

Kita memang tidak dekat, tapi hati kita selalu bersama, itu yang selalu aku yakini, setiap dalam doaku setelah shalat, namamu selalu aku sebut saat aku curhat dengan Allah, agar aku dan kau selalu bersama hingga akhir hayat dan semua orang merestui hubungan kita, walaupun kau belum memperkenalkan aku pada keluargamu, baik secara langsung atau tidak langsung. Aku mengerti dengan situasi mu, dan aku akan tetap setia mendampingi mu hingga kau memperkenalkan aku dengan mereka sebagai seseorang yang spesial di dalam hatimu.

Jarak memisahkan kita selama bertahun-tahun dan kita hanya bertemu beberapa kali, walaupun pada saat kita masih kanak-kanak kita selalu bertemu. Aku berharap agar jarak kita pada saat ini adalah jalan Allah agar kita bisa saling mengerti dan pada saat waktunya kita bersama dalam sebuah mahligai rumah tangga, kita akan semakin dekat dan mengerti.

Walaupun aku dan kau tanpa status hubungan yang pasti, aku sayang kamu adalah sesuatu yang pasti, begitu juga dengan dirimu, kuharap. Ini adalah pertama kali kita bertengkar setelah sekian tahun, awal dari perjalanan hidup kita dan mungkin bukan secara resmi, tapi kita akan belajar bersama menghadapi semuanya dengan komunikasi dan keterbukaan serta kejujuran.

Aku akan selalu mengingat hal yang membuat kita bersatu di kala kita di terpa badai masalah, agar aku dapat berfikir dengan jernih dan melewati, serta menyelesaikannya bersama dirimu. Ku harap engkau pun juga begitu, karena aku begitu menyayangi mu dan semoga Allah SWT merestui hubungan kita. Amin
Aku sayang kamu selalu dan kau tahu hal itu :3

No comments: