tag:blogger.com,1999:blog-14670827419906259822024-03-13T06:30:27.260+07:00Diari KehidupanIsi sebelum akhirYudha Prisnantohttp://www.blogger.com/profile/04927822781307371502noreply@blogger.comBlogger98125tag:blogger.com,1999:blog-1467082741990625982.post-64870579132324569592016-10-05T23:16:00.001+07:002016-10-05T23:16:51.932+07:00Aku dan Mereka<p dir="ltr">Aku sangat menyayangi kalian, sungguh dari hatiku yang paling dalam. Tapi, aku mulai membenci diriku sendiri.</p>
<p dir="ltr">Kalian selalu mengatakan untuk memperbanyak teman dan relasi. Tapi pada akhirnya kalian yang menentukan jalan hidupku. Lalu aku gagal dan kalian melimpahkan segalanya padaku.</p>
<p dir="ltr">Aku tak pernah punya kesempatan untuk menikmati dan menjalani pilihanku sendiri. Aku takut, karena aku tahu suatu hari nanti aku akan sendirian, apakah aku mampu menentukan pilihanku. Aku takut menentukan pilihanku sendiri. Karena aku mulai terbentuk untuk gagal.</p>
<p dir="ltr">Mungkin, hanya mungkin, seandainya kalian memberikan aku satu kesempatan saja. Untuk aku memilih dan menjalani pilihanku sendiri, mungkin aku akan belajar sesuatu yang belum pernah aku alami, selain kegagalan.</p>
Yudha Prisnantohttp://www.blogger.com/profile/04927822781307371502noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1467082741990625982.post-46205913580095359192016-09-25T21:42:00.001+07:002016-09-25T21:42:06.522+07:00The End of My Dream<p dir="ltr">Maybe this isn't the end of the world, but this is the end of my dream. This is for my better future, no more no less. Dream is just an illusion for human like me, happiness only for them, never ask mine, because there is no such thing.</p>
<p dir="ltr">I will be a robot for sure anytime now. They won't bother or think about my feelings, because robot doesn't have heart. It's just a machine with complex system. Only obey their master. Never questioning anything, because robot doesn't have brain to think.</p>
<p dir="ltr">Every data is deleted, now I will only obey the master.</p>
Yudha Prisnantohttp://www.blogger.com/profile/04927822781307371502noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1467082741990625982.post-56579302800693330982016-09-22T17:24:00.001+07:002016-09-22T17:24:47.175+07:00Aku dan Cinta<p dir="ltr">Begitu banyak kisah cinta, begitu pula kisah kita, terlalu banyak cinta. Hingga kita melupakan bahwa kita hidup diantara cinta.</p>
<p dir="ltr">Bukankah cinta kita untuk mereka semua, bahkan kita merusak diri atas nama cinta. Mengorbankan apa pun untuk cinta, bahkan cinta itu sendiri.</p>
<p dir="ltr">Tidak bisakah cinta itu hanya untuk yang terkasih? Tidakkah bisa kasih mengalahkan cinta?</p>
<p dir="ltr">Ah, itu hanya pertanyaan bodoh. Karena cinta kini tak mengenal logika lagi. Cinta yang berlebihan membuatmu lupa jati dirimu, siapa kamu.</p>
Yudha Prisnantohttp://www.blogger.com/profile/04927822781307371502noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1467082741990625982.post-82454898463857953992016-09-14T00:02:00.001+07:002016-09-14T00:02:32.873+07:00Aku dan ketakutan<p dir="ltr">Kilat saling menyambar, gemuruh hadir saling bersahutan. Rintik hujan enggan tuk berhenti. Aku duduk berselimutkan dingin. Menembus pori-pori hingga terasa ke tulang.</p>
<p dir="ltr">Memikirkan ketakutanku, masalah yang akan hadir nanti. Mampukah aku? Terlalu lemahkah aku?</p>
<p dir="ltr">Pandanganku kosong, seakan aku tak tahu harus berbuat apa. Bagaimana masa depanku? Apa yang akan terjadi padaku nanti?</p>
<p dir="ltr">Kakiku kaku, lenganku terkulai lemas. Seperti apa bila di sini nanti? Dan bagaimana bila di sana nanti?</p>
<p dir="ltr">Aku terlalu takut menjalani hidup ini tanpa mereka. Bisa apa aku tanpa mereka? Seluruh hidupku selalu berpangku pada mereka. Bagaimana bila mereka sudah tak ada? Mampukah aku bertahan? Bisakah aku tetap berjalan dengan kakiku sendiri?</p>
<p dir="ltr">Tuhan! Apa yang harus hambaMu lakukan? Dari dalam diriku, aku tak ingin menyerah pada keadaan. Namun, sisi lain dari dalam diriku terlalu takut untuk melangkah. Ya Tuhan, berilah hambaMu cahaya tuk dapat diikuti.</p>
<p dir="ltr">Pekanbaru, 14 september 2016<br>
Tengah malam ditemani gemuruh hujan.</p>
Yudha Prisnantohttp://www.blogger.com/profile/04927822781307371502noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1467082741990625982.post-43894992190998065292016-09-08T18:44:00.001+07:002016-09-08T18:44:20.686+07:00Aku dan sepi<p dir="ltr">Kini siang telah berganti malam, begitu sepi dan menenangkan. Sungguh aku mulai tak mengerti dengan keadaanku. Aku tak merasakan bosan, hanya kesepian.</p>
<p dir="ltr">Lampu-lampu mulai bergelimangan menghiasi gelapnya malam tanpa bintang dan rembulan. Ada kekosongan di hati ini, walaupun aku bersama mereka yang aku sayangi.</p>
<p dir="ltr">Pikiranku pun mulai tak menentu, aku hanya takut kehilangan kesadaranku, kewarasanku. Aku benar-benar takut. Berusaha tuk tetap melangkah walau terkadang aku tak menyadari kemana langkah ini membawaku.</p>
<p dir="ltr">Aku mencoba untuk ikhlas dan menerima semuanya, namun tetap berusaha sekuat tenaga ku. Terkadang, melebihi tenagaku sendiri. Mencoba untuk tetap hidup dalam ketenangan.</p>
<p dir="ltr">Tak ada maksud tuk melukai perasaan mereka, aku pun ingin membahagiakan mereka. Tapi, aku hanya menambah beban mereka. Tolonglah, seseorang, tolong jaga aku agar tetap waras.<br>
</p>
Yudha Prisnantohttp://www.blogger.com/profile/04927822781307371502noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1467082741990625982.post-30649912322697293222016-09-07T13:55:00.000+07:002016-09-07T13:56:11.388+07:00Aku dan bebanHarapan tuk memulai kembali harapan dan usaha kini mulai memudar. Begitupula dengan tujuan hidupku. Aku benar-benar sudah kehilangan arah dan akal. Kupasrahkan hidup ini pada mereka.<br />
<br />
Tak lagi sanggupku mengucapkan ingin dan asaku. Berharap aku cepat dipanggil dan melepaskan beban mereka terhadapku. Bukankah itu lebih baik?<br />
<br />
Tak ada tempat yang pantas untukku di dunia ini. Aku terlalu polos dan lugu, tidak mampu mengikuti aliran dunia. Biarkanlah aku pergi dengan menghilangkan semua beban, agar kalian dapat terus hidup. Karena, sekali lagi, tak ada tempat untukku di sini.Yudha Prisnantohttp://www.blogger.com/profile/04927822781307371502noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1467082741990625982.post-66554035632694893272014-12-01T15:01:00.000+07:002014-12-01T15:01:01.800+07:00Resolusi Desember 2014Seseorang pernah mengatakan padaku, "Tidak ada kata terlambat untuk berubah menjadi lebih baik". Ya, kata itu akan aku buktikan kini di umur 23 tahunku. Aku tidak akan memperdulikan orang lain akan katakan, aku melakukan semuanya untuk kebaikan diriku--bukan egois, karena nanti kebaikan pada diriku sendiri akan bermakna untuk orang lain, terutama orang disekitarku.<br />
<br />
Di mulai dari tanggal 1 Desember 2014, akhir sebelum tahun mendatang dimulai aku akan sudah siap, Insyaallah. Resolusi demi kebaikan diri sendiri dimulai dari sekarang!<br />
<br />
<br />
<ol>
<li>Dua movie dalam 1 minggu (Senin & Kamis)</li>
<li>Dua buku dalam 1 minggu (Selasa & Jum'at)</li>
<li>Tidur tepat waktu (Setiap hari)</li>
<li>Olahraga (Sabtu)</li>
<li>1 minggu 3 halaman (Senin, Rabu, Kamis)</li>
</ol>
Yudha Prisnantohttp://www.blogger.com/profile/04927822781307371502noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1467082741990625982.post-59573119878693235802014-10-18T17:12:00.000+07:002015-08-17T19:42:42.624+07:00Ketika Rindu Tak Terbendung<div style="text-align: justify;">
Subuh tadi aku terbangun karena kumandang suara adzan dari mushola depan kosanku. Memandangi langit dengan tatapan kosong.</div>
Yudha Prisnantohttp://www.blogger.com/profile/04927822781307371502noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1467082741990625982.post-85987456272261065322014-06-26T07:20:00.002+07:002015-08-17T19:42:42.664+07:00Hidayah Henry tengah bersantai di bangku taman seusai lari pagi. Tak jauh darinya terdapat sebuah taman dan di sana terdapat sebuah keluarga kecil, suami istri tengah bermain bersama gadis kecilnya. Cukup lama ia memperhatikan keluarga bahagia itu hingga ia teringat akan kekasihnya. Ia tak tahu harus berbuat apa, kekasihnya yang hilang ingatan beberapa hari yang lalu tak mengenali dirinya. Ia menunduk dan berdoa agar kekasihnya kembali seperti sedia kala, air mata Henry pun menetes. Air mata itu bukan untuk kekasihnya, namun untuk dirinya sendiri. "Ya Allah, sanggupkah aku menjalaninya?" Ucapnya lirihYudha Prisnantohttp://www.blogger.com/profile/04927822781307371502noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1467082741990625982.post-46481004965608751582013-09-25T05:53:00.002+07:002013-09-25T05:53:33.190+07:00Belum Berakhir<div style="text-align: justify;">
Saat aku membakar semua tulisanku, rasanya seperti membakar semua harapanku</div>
<div style="text-align: justify;">
"Tulisanmu berantakan dan tak berisi!", satu lembar terbakar</div>
<div style="text-align: justify;">
"Tulisan adikku yang SD masih lebih baik daripada punyamu" sepuluh lembar terbakar</div>
<div style="text-align: justify;">
"Semua orang bosan membaca tulisanmu" seratus lembar terbakar</div>
<div style="text-align: justify;">
"Percuma saja kau menulis, cari kerjaan yang lain" Seribu lembar terbakar</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
hanya tersisa selembar kertas lusuh yang hanya tertulis kata "ranting". Aku teringat semasa SMP, waktu itu ada acara tentang kepenulisan di sekolahku, setiap kelas dikirim satu orang perwakilan, aku begitu senang mengetahuinya dan ternyata hanya aku yang berminat di kelasku. Kemudian di acara tersebut kami di suruh membuat 3 judul cerita menggunakan bahasa Indonesia, singkat dan tentang apa saja. Setelah kami menulis 3 judul, mereka menyuruh kami mengambil 1 judul terbaik dari 3 tersebut. Kemudian aku memilih judul ketiga ku, "Ranting" dan menulis ulang di kertas baru. Setelah itu semua kertas dikumpulkan di depan meja pembawa acara dan di lihat oleh orang-orang yang ada di depan ruangan itu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Mereka mengambil satu kertas dan berkata, "Dari semua judul, yang paling bagus menurut kami adalah yang berjudul 'Ranting', siapa yang punya?". Aku mengangkat tanganku dengan malu-malu, semua orang di ruangan itu terpesona. Setelah itu aku berharap mendapatkan ilmu tentang cara menulis, ternyata aku salah, hari itu mereka hanya membahas tentang judul dan keistimewaannya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Lalu aku berniat akan membuat judul cerita yang bagus beserta isinya. Tetapi aku salah, aku hanya terbawa angin segar dari masa itu hingga aku melupakan realita, "Aku tidak dapat menulis dengan baik".</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Lagi ngapain nak?"</div>
<div style="text-align: justify;">
"Lagi nulis"</div>
<div style="text-align: justify;">
"NULIS CERPEN LAGI?!"</div>
<div style="text-align: justify;">
Aku terdiam sejenak dan setelah itu membalas, "Engga, nulis tugas..." dalam hati aku melanjutkannya, "...tugas belajar nulis novel". Aku merasa menjadi anak yang berdosa. Kini aku sadar, orang tuaku selalu benar dan aku yang selalu salah. Kertas "Ranting" kini hanya tinggal abu, menjadi satu bersama tulisan yang lainnya, juga terdapat harapanku di antaranya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
*Belum berakhir~!</div>
Yudha Prisnantohttp://www.blogger.com/profile/04927822781307371502noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1467082741990625982.post-26767686169824131832013-07-10T05:47:00.000+07:002013-07-10T05:47:43.070+07:00Kejayaan MusholaPagi ini aku sahur bersama penghuni kosan yang beragama islam di rumah padang belakang kosanku. Setelah menyantap sahur, kami pun langsung kembali ke kosan. Sesampainya di kosan, aku mengambil sarung dan bergegas menuju mushola yang letaknya hanya di pisahkan oleh sebuah rumah di sebelah kosanku.<br />
<br />
Setibanya aku di sana, masih sepi, hanya ada pak Wagiman, pak RT dan pak Rusli. Mereka yang tengah duduk itu melihat serempak kearahku dan memberikan senyumannya padaku, kemudian pak RT bertanya, "Kemarin kok ga ikut sholat nak?"<br />
<br />
Aku menjawab bahwa kemarin aku berada di luar kota, sehingga tidak dapat ikut shalat subuh berjamaat. Aku langsung mengambil wudhu dan setelah itu ikut duduk di dekat mereka. Pak Wagiman yang tubuhnya sudah sangat keriput itu berdiri dan mengumandangkan adzan dengan sangat merdu, walaupun umurnya sudah menginjak kepala 7. Aku mengamini setiap seruannya, aku merasa sangat tenang dan damai. Hingga samar terdengar suara anak-anak mendekati mushola.<br />
<br />
Ah, benar saja, ini adalah puasa pertama dan tentu saja hari ini akan sangat ramai di mushola. Pak RT melihat kekagetanku dan ia memberikan kode padaku untuk berpindah ke saf yang paling depan. Aku yang sedang duduk di saf ketiga langsung bergegas pindah ke saf paling depan dan melakukan shalat sunnah.<br />
<br />
Setelah shalat sunnah, aku baru menyadari bahwa mushola ini sudah di penuhi oleh hamba-hamba Allah. Tak lama setelah aku shalat sunnah, pak Wagiman pun mengumandangkan iqamat. Kami semua berdiri dan pak RT menjadi imam.<br />
<br />
Di hari biasa setiap shalat subuh mushola ini hanya ada aku, pak Wagiman, pak RT dan pak Rusli. Sesekali juga ada beberapa warga lain yang ikut tetapi, tetap satu saf pun tak penuh. Kini di bulan suci Ramadhan, semua saf penuh, sungguh berkah untuk umat Islam di bulan suci ini.<br />
<br />
Dalam doa pun aku tak lupa memohon pada Allah SWT agar mushola ini tak pernah sepi sama sekali, walau hanya ada dua orang pun tak masalah. Dan berharap tidak hanya pada saat bulan suci Ramadhan saja yang selalu ramai, tapi setiap hari semua saf terpenuhi. Karena kita melaksanakan shalat untuk mencari ridho dari Allah SWT.Yudha Prisnantohttp://www.blogger.com/profile/04927822781307371502noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1467082741990625982.post-64436129113691126492013-07-04T07:54:00.000+07:002013-07-04T07:54:13.293+07:00Pesimis?Aku menulis karena aku ingin menulis, kemudian seseorang bertanya, apakah tulisanku bermanfaat untuk orang lain? Kemudian aku membaca lagi apa yang aku tulis. Aku terdiam dan menjawab pertanyaan itu dalam hati, tidak, ini hanyalah tulisan tentang isi hati dan pikiranku saja, tidak ada yang dapat menjadi manfaat untuk orang lain, bahkan aku pun tak melihat manfaat dari isi tulisanku.<br />
<br />
Berkarya nyata? Ya, karyaku nyata, ada di depan wajahku. Apakah bermanfaat? Sekali lagi tidak. Ternyata kau pesimis! Ya, aku orang yang pesimis dan aku menuangkannya kedalam tulisanku! Maka dari itu aku mengatakan isi tulisan ini tidak ada manfaatnya, semua kisah dengan tokoh utama yang pesimis. Akhirnya menderita dan mati sia-sia akibat tak ada keberanian melawan dunia! Tak ada satu pun kisah yang tokoh utamanya kuat!<br />
<br />
Menyerah sebelum berjuang, payah! Tidak! Aku tidak menyerah, aku hanya tidak ingin memberikan sebuah kisah yang tak bermanfaat! Maka buatlah yang bermanfaat! Aku tidak ingin memberikan sebuah manfaat jika itu belum bermanfaat untukku! Kau egois! Ya, aku egois, aku tak ingin apa yang aku sampaikan menjadi sebuah bumerang untukku sendiri atau aku tidak dapat mempertanggung jawabkannya suatu hari nanti!<br />
<br />
Entah aku yang tak dapat melihat dunia atau mereka yang tak melihat diriku? Kau terlalu angkuh! Aku tersenyum mendengar itu, ya, aku terlalu angkuh untuk dapat menerima sebuah kenyataan, sebuah kebutuhan yang di inginkan sehingga meninggalkan apa yang kita yakini. Kau salah, tidak seperti itu! Ya, aku salah, aku salah menilai dunia, maaf kan aku. Sudah menyerah?! Tidak, aku tidak menyerah, aku hanya ingin menikmati diriku sendiri bersama Allah. Biarlah aku apa adanya untuk saat ini, setidaknya aku masih memiliki Allah yang senantiasa menjagaku. Terserah kau saja! Terima kasih dan aku melemparkan senyuman ikhlasku.<br />
<br />
Mungkin aku belum menemui tujuanku hidupku untuk saat ini.Yudha Prisnantohttp://www.blogger.com/profile/04927822781307371502noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1467082741990625982.post-36034203087434582462013-06-15T07:09:00.002+07:002013-06-15T07:09:31.973+07:00Aku bukan pengemis (short story)Abis baca-baca thread di kaskus, nemu kisah yang mengharukan, mata berkaca-kaca di pagi hari yang sejuk. Ingat kisah dulu sewaktu di stasiun Gambir menuju malang, setelah bernyanyi dan berdendang bersama-sama menunggu kedatangan kereta, terkumpul sejumlah uang yang tak disangka.<br />
<br />
Salah seorang dari rombonganku memberitahuku untuk memberikan uang tersebut kepada pengemis yang aku lihat. Aku melihat seorang nenek dengan daster lusuhnya tengah duduk di dekat kami. Aku menghampiri beliau dan memberikan uang tersebut padanya, tetapi yang membuatku kaget adalah ketika ia mengatakan, "Saya memang pemulung cu, tapi bukan pengemis"<br />
<br />
Aku merasa sangat malu mendengar apa yang diaktakan beliau, tetapi karena kereta sudah datang, aku mengatakan seadanya, kira-kira seperti ini, "Ini pemberian dari Tuhan untuk nenek melalui kami". Aku masih ingat ekspresi nenek tersebut, ragu menerima gumpalan uang kertas seribuan dan lima ribuan, serta beberapa recehan yang berada di gengamanku. Ia kembali menatapku, aku hanya bisa memberikan senyuman. Akhirnya sang nenek mengambil uang tersebut sambil meneteskan air mata, ia tak henti-hentinya memanjatkan doa untukku dan kami semua. Ketika kereta akan berangkat, ia melambaikan tangannya kearah kami dan aku masih dapat melihat dengan jelas bibirnya terus mengucapkan syukur hamdallah.<br />
<br />
Mari kita bersihkan hati dan pikiran untuk menyambut bulan suci Ramadhan yang sebentar lagi akan tiba.Yudha Prisnantohttp://www.blogger.com/profile/04927822781307371502noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1467082741990625982.post-42017937895189954952013-06-10T04:13:00.002+07:002013-06-10T04:13:51.686+07:00Kisahku pagi iniKetika aku berada di tengah-tengah perdebatan tentang eksistensi Tuhan, aku teringat sebuah buku tulisku yang menjadi sebuah diari. Tulisan pada saat dibangku SMP hingga SMA. Buku yang aku beri judul Mencari Tuhan.<br />
<br />
Sungguh sedih ketika aku membaca setiap lembarnya, tetapi aku bahagia, karena aku sudah menemukan Tuhanku, Allah SWT. Pencarian yang panjang menurutku, walaupun banyak dosa yang terjadi selama pencarian, tantangan, buku-buku di perpustakaan sekolah, bertemu banyak orang dengan pemikirannya, beberapa sesat, ya, menurutku.<br />
<br />
Walaupun sudah berlalu, tetap goresan dosa itu masih berbekas di relung hati ini. Ingin ku tulis ulang dengan bahasa yang lebih baik tapi, membacanya saja hati ini sudah tersayat-sayat. Bagaimana mungkin aku sanggup menulis ulang semuanya.<br />
<br />
Salah satu kisah miris, ketika guru agamaku mengatakan shalat itu harus yang benar, kalau tidak shalatnya tidak sah. Kemudian aku berfikir, kalau aku masih salah dalam shalat dan sholatku tidak sah, berarti shalatku tak diterima, apa gunanya aku shalat? Kemudian aku belajar shalat yang benar dan tidak akan shalat sebelum tata cara shalatku benar.<br />
Ya, itu terjadi ketika aku berada di sekolah menengah pertama. miris.Yudha Prisnantohttp://www.blogger.com/profile/04927822781307371502noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1467082741990625982.post-78059193398975009352013-05-03T09:52:00.000+07:002013-05-03T09:52:01.763+07:00Hargai Pekerjaan<br />
<div style="text-align: justify;">
Pagi ini ada tukang yang membenahi rumah kakekku, ia terlihat sudah berumur, di balik kulitnya yang keriput itu masih terdapat tenaga yang cukup besar. Ketika ia sedang memindahkan meja seorang diri, aku menawarkan bantuan ia pun tersenyum simpul. Ketika ia mau naik tangga, aku bantu memegang tangga tersebut, ia kembali tersenyum simpul padaku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Saat ia memaku tembok, aku menawarkan diri untuk membantunya. Tetapi ia tetap memukul paku tersebut hingga tertancap cukup dalam dan beliau berkata,"Setiap manusia memiliki tugas mereka masing-masing, jadi hargai semua pekerjaan mereka, selama itu halal."</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ia berhenti memukul paku dan memberikan palunya kepadaku seraya berkata, "Tetapi janganlah sombong atau iri terhadap sebuah pekerjaan, karena mereka memiliki permasalahannya sendiri yang mungkin tak kau pahami."</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku mengambil palu tersebut dan aku pukul kearah pangkal paku beberapa kali hingga ia menancap dengan pasti di dinding. Bapak itu kembali lagi setelah minum dan mengambil palu yang ada di tanganku dan berkata, "Biarkan aku menyelesaikan tugasku." Ia tersenyum padaku dan aku membalas senyumannya serta berpamitan untuk pulang ke kosanku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>"Banggalah dengan apa yang kau kerjakan selama itu positif dan jangan pernah sombong atau iri dengan pekerjaan, karena kita sudah memiliki tugas dan tanggung jawab kita masing-masing" -dugan</i></div>
Yudha Prisnantohttp://www.blogger.com/profile/04927822781307371502noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1467082741990625982.post-65071683042556394792013-04-15T23:34:00.001+07:002013-04-15T23:34:13.933+07:00"Aku ingin hubungan yang serius, bukan main-main lagi."<br />
"Kalau begitu kita sama, aku juga mencari yang serius."<br />
Kemudian kita membuat komitmen.<br />
<br />
Kini semuanya perlahan hilang bersama waktu termasuk dirimu.Yudha Prisnantohttp://www.blogger.com/profile/04927822781307371502noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1467082741990625982.post-86507200963278087692013-04-12T04:05:00.000+07:002013-04-13T06:42:28.658+07:00Kisah Masa SMA<br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgPKjbU-rATf_UYvjIVsyf06qUgjgwUEz6VppgwEJi6QUEOmxVR9hGQ48NWcn1_SXEei0J74Ru0Uh8Oc_PVpd7dYz-2or0rLfX1BsasmkoqGIuyusybwtCF41Pjpy_5O2dvw7GclsB7-de6/s1600-h/ahahaha.bmp" onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5312692377211007842" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgPKjbU-rATf_UYvjIVsyf06qUgjgwUEz6VppgwEJi6QUEOmxVR9hGQ48NWcn1_SXEei0J74Ru0Uh8Oc_PVpd7dYz-2or0rLfX1BsasmkoqGIuyusybwtCF41Pjpy_5O2dvw7GclsB7-de6/s320/ahahaha.bmp" style="float: left; height: 353px; margin: 0pt 10px 10px 0pt; width: 470px;" /></a><span style="font-family: 'lucida grande'; text-align: justify;">Mungkin kami adalah siswa yang kurang teladan, tapi kami selalu berusaha untuk menjadi yang terbaik. </span><span style="font-family: 'lucida grande'; text-align: justify;">Nilai akhir semester pertama kami sangat-sangat bagus (menurutku).</span><br />
<span style="font-family: lucida grande;"></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: lucida grande;">Sebenarnya ada yang bagus dan juga ada yang kurang bagus, </span><span style="font-family: 'lucida grande';">seperti nilai seorang gadis yang berdiri paling pojok kiri, memakai baju merah dan jilbab hitam itu sangat mengesankan, rata-rata nilai rapornya tertinggi dalam satu angkatan kami.</span></div>
<span style="font-family: lucida grande;"></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: lucida grande;">Tetapi di kelas kami juga terdapat siswa yang mendapatkan rata-rata nilai paling rendah dalam satu angkatan. Memang kelas yang mempesona. Ada salah satu guru yang mengatakan bahwa kelas kami ini adalah kelas IPA "jadi-jadian". Otak anak IPA tapi sikap anak IPS.</span></div>
<span style="font-family: lucida grande;">
</span>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: lucida grande;"><br /></span></div>
<span style="font-family: lucida grande;">
</span>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: lucida grande;">Aku memang anak baru di kelas ini, karena aku siswa pindahan dari sekolah distrik lain. Tetapi mereka menyambut dan memperlakukanku seperti sudah bersama mereka sejak awal. Sikap dan tingkah laku siswa kelas ini pun unik-unik, ada yang hiper aktif, pendiam tapi suka ngusilin, baik, pinter, pemalas sekalipun ada hahaha</span></div>
<span style="font-family: lucida grande;">
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Di setiap kelas pun kami bisa dikatakan nakal, seperti pada saat pelajaran bahasa Inggris kami sangat jarang serius, malah selalu bermain-main. Dalam ruang kelas bahasa Inggris itu terdapat sebuah <i>home teather</i> yang dipergukan untuk alat praktek pelajaran bahasa Inggris, tetapi kami menggunakannya untuk menyaksikan movie dari DVD yang kami bawa dari rumah. Guru kami tidak memarahi kami, tapi membiarkan kami dengan syarat movie yang diputarkan dalam bentuk bahasa inggris atau menggunakan <i>subtitle </i>bahasa Inggris. Motede yang sangat ampuh menurutku, karena kami terbiasa mendengarkan percakapan dalam bahasa Inggris. Perlahan kami mulai tidak membaca <i>subtitle</i> lagi pada saat menonton, karena kami sudah mulai mengerti apa yang diucapkan dalam movie tersebut.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Bertolak belakang pada saat pelajaran biologi, kami belajar dengan serius, karena gurunya bisa dikatakan <i>killer</i>. tapi menurutku tidak seperti itu, ada saat-saatnya pada waktu kami sedang bercanda dan guru biologi itu pun ikut tertawa bersama kami. Pelajaran matematika, aku selalu suka belajar matematika pada saat itu, karena penjelasan oleh guruku sangat mudah aku tangkap dan cerna. Tapi ada sebuah kejadian menarik di kelas matematika. Saat pergantian kelas, kami berjalan ke ruang kelas matematika, guru matematika kami pun langsung memanggil anak laki-laki untuk membantunya menangkap seekor kadal, pada awalnya kami berfikir bahwa kadal tersebut cukup besar karena, guru kami memanggil lebih dari 1 orang. para siswi kelasku pun mulai panik dan begitu juga dengan kami. Aku mulai menelusuri meja kelas dan aku melihat sesuatu yang bergerak di bawah lemari buku, aku mulai mendekati lemari tersebut dan melihat ekor kadal masuk kedalam kolong lemari. Aku pun tertawa geli, ternyata yang ditakuti guru kami itu hanyalah seekor kadal kecil yang panjangnya tidak lebih dari jari kelingking orang dewasa.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Satu kelas pun ikut tertawa setelah aku menceritakan apa yang baru saja aku lihat, kemudian ibu itu berkata, "Mungkin sekarang masih kecil, nanti bisa jadi biawak dan ibu ga mau dikelas ibu ada biawak". kami pun semakin tertawa dengan keras. Pada akhirnya kami memulai pelajaran tanpa memperdulikan lagi kadal tersebut.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Saat pulang sekolah aku bersama temanku Bagus dan Mellisyaa mencari kadal tersebut, karena kasihan melihat guru matematikaku yang geli terhadap kadal. Kami berusaha mencari kadal tersebut hingga rasa dinginnya ruang kelas berubah menjadi panas membuat tubuhku berkeringat, padahal kelas tersebut terpasang 3 buah <i>air conditioner</i>.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
ketika sedang sibuk mencari kadal aku terperanjat oleh suara pukulan benda ke lantai yang cukup keras, kemudian saat aku menoleh ke belakang, ternyata guruku sedang memukul sesuatu yang ada di lantai dengan meja belajar kecil yang terbuat dari kayu. Setelah ibu guruku berhenti memukulkan meja kecil tersebut, aku dan Bagus bergegas menghampiri ibu guru tersebut dan ibu itu langsung mengatakan untuk membuang kadal tersebut keluar sambil menaruh meja tersebut ke atas lemari buku. Aku melihat kedalam karpet tersebut, ternyata yang dipukuli guruku tadi hanya kaki kadal tersebut.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku ingin tertawa melihatnya, tapi aku berusaha untuk menahannya. Kemudian aku mengambil kotak tempat isi ulang tinta yang ada di atas meja guru dan memasukkan kadal sekarat tersebut kedalam kotak yang aku pegang dan membuangnya kedalam tong sampah depan ruang kelas.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Begitulah segelintir cerita pada saat aku duduk dibangku kelas 3 SMA. Masih banyak cerita lainnya yang tidak kalah seru, mungkin butuh waktu untuk mengenang masa-masa itu lagi.</div>
</span>Yudha Prisnantohttp://www.blogger.com/profile/04927822781307371502noreply@blogger.com0Rumbai, Indonesia0.586674690284935 101.429525613784790.58568219028493507 101.42826511378479 0.587667190284935 101.43078611378479tag:blogger.com,1999:blog-1467082741990625982.post-36379832471635179272013-03-15T19:02:00.001+07:002013-03-15T19:02:15.281+07:00Berdiri SendiriAku berdiri di sini sendiri, aku kira bersama mereka, ternyata aku salah, aku hanya berdiri sendiri. Mungkin yang di katakan mereka dulu itu benar, aku tak pantas berada di dalam lingkarang itu, tempatku hanya di luar lingkaran itu, aku melihat mereka berada di lingkaran mereka, begitu banyak lingkaran.<br />
<br />
Aku mencoba membuat lingkaran aku sendiri, tetapi aku seperti membangun sebuah istana megah sendiri. Selalu bisa berharap dapat seperti mereka, hanya berharap. Semakin hari aku semakin menyadari, aku tidak akan bertahan lama, perlahan aku mulai kehilangan semuanya. Perlahan aku juga mulai ikhlas.<br />
<br />
Sekarang hanya ada aku, aku yang mencari Tuhan. Menyerahkan semuanya pada dirinya untuk apa pun yang terjadi.Yudha Prisnantohttp://www.blogger.com/profile/04927822781307371502noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1467082741990625982.post-67356193814444663612013-03-10T19:07:00.003+07:002013-03-10T19:07:41.477+07:00HidupKetika harga diri ini di jatuhkan dan di injak-injak, hati tetap tabah dan ikhlas, Allah Maha Mengetahui Lagi Maha Mengenal. HambaMu yang hina ini hanya bisa berserah diri PadaMu, tak satupun kekuatan yang dapat MenandingiMu, karena Engkau pemilik dari segala ilmu di muka bumi ini, Engkau Yang Maha Perkasa Lagi Maha Bijaksana.<br />
<br />
Hari ini aku terbangun, rintik-rintik suara hujan terdengar samar dari kamarku. Ketika aku membuka pintu, hujan turun dengan tenang, semilir angin berhembus di depan kamarku, dingin yang menusuk. Kemudian aku menutup kembali pintu kamarku dan membuka sedikit jendela kamarku, agar irama hujan yang turun dapat terdengar jelas olehku. Kemarin berita yang membuatku hancur berkeping-keping, ketika seseorang merendahkan pekerjaan yang sedang aku jalani, memang kerjaanku tak sebagus mereka, tak senyaman mereka, tapi bagiku pekerjaan ini sangat aku nikmati, aku merasa seperti tidak bekerja, tapi merasa melakukan hobi ku. Kemudian tak lama dari itu, seseorang lagi datang merendahkan statusku yang masih mahasiswa dan belum juga wisuda di umur yang semakin tua, aku tahu aku tidak sepintar mereka, tidak bisa lulus cepat seperti mereka, tapi aku terus berusaha agar cepat lulus dan wisuda, aku juga bisa menghasilkan sesuatu di saat aku masih tercatat sebagai mahasiswa, aku dapat membiayai kuliahku sendiri dan sedangkan mereka masih di biayai oleh orang tua mereka. Keesokan harinya aku di jatuhkan harga diri karena aku tidak pernah keluar rumah dan hanya diam di kosan tanpa ada yang mengunjungi, aku tahu aku tidak <i>segaul </i>mereka, tidak bisa menghambur-hamburkan uang seperti mereka, tidak mempunyai banyak teman yang sering mengunjungi mereka ke kosan, tapi aku mencoba berhemat untuk masa depan, aku tidak terlalu suka dengan kebisingan, aku lebih suka menikmati kesendirianku di dalam ruangan berukuran 3x4 ini.<br />
<div style="text-align: center;">
***</div>
Lima tahun telah berlalu, tak terasa sekarang aku sudah memiliki sebuah perusahaan swasta terpandang di ibukota dan aku menjabat sebagai manager. Setelah semua yang aku lalui, aku tidak lagi membenci atau dendam pada mereka yang telah menjatuhkan diriku, aku malah ingin mengucapkan terima kasih pada mereka, karena jika tidak ada mereka, aku tidak akan seperti sekarang ini, cambuk buatku agar aku menjadi pribadi yang baik dan penuh semangat juang untuk menggapai cita-citaku.<br />
<br />
Allah selalu memiliki caranya sendiri untuk memberikan hidayah dan pedoman pada setiap MakhlukNya, yang harus kita lakukan adalah mensyukuri apa yang kita punya sekarang dan terus berjuang, beribadah, berdoa, serta pasrah pada putusan akhir yang diberikan Allah SWT. Tidak ada jalan yang mulus di setiap pilihan yang kita buat, yang harus kita lakukan adalah mengetahui resiko dalam pilihan yang kita buat atau ambil dan siap untuk melaluinya secara mental dan iman, karena cobaan tidak akan pernah berhenti sebelum nafas ini berhenti, detak jantung tak lagi bergerak dan raga terpisah dengan nyawa selamanya.<br />
<br />
Allah memberikan kita cobaan agar kita dapat mengambil hikmah dari setiap kejadian dan sebagai pelajaran hidup agar kita menjadi manusia yang lebih baik lagi dan mengetahui besarnya kekuasaan, kebesaran, kekuatan, cinta Allah pada Makhluk-makhlukNya. Terus lah berdoa dan berserah diri PadaNya, karena tanpa Idzin dan RidhoNya tidak akan ada hal besar yang terjadi pada hidup kita. Nikmati dan syukuri setiap hela nafas, kedipan, kehidupan yang kita jalani.Yudha Prisnantohttp://www.blogger.com/profile/04927822781307371502noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-1467082741990625982.post-88118582118357473132013-03-07T19:32:00.002+07:002013-03-07T19:32:46.319+07:00Kosanku Rumah KeduakuTeman......<br />
Dahulu aku menganggap mereka sebagai keluarga, karena aku bukan siapa-siapa, aku mengubahnya menjadi kenalan, waktu terus bergulir tanpa ada letih, lidahku pun bergetar membicarakan kejelekan mereka di belakang mereka, aku tahu aku pun tak sempurna, hanya karena mereka tidak menerima siapa aku, yang aku ingat hanyalah kejelekan mereka, seakan semua kebaikan mereka sirna di telan ego.<br />
<br />
Aku lari dari semuanya, mengatakan apa yang ingin mereka dengar, bukan mengatakan apa yang harus mereka dengar, logikaku pun seperti itu, bertolak belakang dengan hati ini. Aku terlalu lemah untuk bisa berada di jalan yang lurus ataukah itu makhluk yang di sebut dengan manusia? Entahlah, aku merasa tidak ada yang benar dengan diriku. Semuanya berputar kembali, masa lalu, semua dosa yang telah aku perbuat dengan lidah ini. Mengatakan maaf itu sangat mudah, tapi maaf dengan hati tulus meminta itu tidaklah mudah, apa lagi dengan menerima maaf, tidaklah semudah meminta maaf dengah hati tulus.<br />
<br />
Aku banyak melihat kejadian di sekitarku, hampir semuanya ingin di hargai dan di pandang, termasuk aku, setiap mereka yang ingin di pandang, melihat yang lainnya dengan ego, tidak ada yang menang, tidak ada yang bahagia, hanya kekalahan, hanya kekesalan. Mereka menyuruh untukku berkaca, pagi ini aku berkaca dengan hati dan pikiran, kemudian egoku muncul dan bertanya padaku, "Emangnya mereka pernah mengaca pada diri mereka sendiri??!!" Nyaris saja ego mengontrol tubuh ini, tapi hati dan logikaku bersatu, haruskah memperdulikan mereka mengaca atau tidak? Yang pernah salah bukan hanya mereka, tapi aku juga, maka aku akan fokus untuk membenahi diri, takkan lagi ada pengakuan, takkan ada lagi pertanyaan mereka membutuhkan aku atau tidak, yang paling penting, aku ada di antara mereka dan dengan atau tanpa kemauanku pun aku akan tetap berada di sekitar mereka. Mereka bisa menerima itu, syukur Alhamdulillah, jika tidak, ya sudahlah.<br />
<br />
Ingin ku memperbaiki semuanya, ingin ku mengutip kepingan cerita lalu dan merangkainya lagi dengan keterbukaan dan kejujuran, tapi tidak akan mungkin semudah itu, aku tahu aku terlalu banyak berharap, tapi tidaklah salah untuk tetap berharap, hal itu menumbuhkan motivasi dan membuka pikiranku agar aku dapat kembali ke tengah-tengah mereka, karena aku butuh mereka.<br />
<br />
Aku ingin berterima kasih untuk semua temanku, tidak, untuk keluargaku yang ada di sini, tanpa kalian aku takkan mengingat dan mendapatkan pelajaran ini, Iqbal Ikrami mengatakan pertemanan tidak membutuhkan pengakuan, WillyWijaya mengatakan langsung ke inti cerita, Adhi Ismail mengatakan pilah mana yang harus di utamakan dan mana yang harus di dahulukan, Yuneika Wiranata mengatakan jika mereka tidak ingin kau ada di sana, pergilah, karena mereka bukan yang terbaik untukmu, Zainatul Hamdi mengatakan di saat semuanya hening, di sana lah waktu kita untuk merenungi semua yang ada di dalam diri kita dan di sekitar kita, Yansen Armandau mengatakan selagi ada jalan, jangan berhenti, Mohammad Reza Luthfiansyah mengatakan jangan pernah berhenti sebelum menemukan jawabannya, Abby Rezki Fachreza mengatakan kita satu keluarga, suka oke, ga suka ya sudah, Abang mengatakan kau lebih cocok di bagian marketing, Usop mengatakan sebelum ingin mengenal lebih dalam, coba kau kuasai dulu dasarnya, Rino N Utomo, kalau ke mana-mana pastikan semuanya aman, Angga K.P. mengatakan coba dulu baru komentar, Hugo De la Brethoniere mengatakan, setiap orang punya kekurangan, ya harus di hargailah. Masih banyak yang lainnya yang belum aku sebutkan, semuanya telah memberikan pelajaran pada pribadiku dan tak bosan mengingatkan aku lagi.<br />
<br />
Mereka selalu mengingatkanku, membantuku, menemaniku secara langsung maupun tidak langsung untuk tetap bertahan dengan cara mereka masing-masing. Kini apa pun yang terjadi, mereka akan selalu menjadi bagian dari keluargaku di Jakarta, keluarga tersendiri bagiku dan hidupku. Lambat laun satu persatu akan meninggalkan kosan ini, tapi kata-kata kalian tidak akan pernah meninggalkan tempat ini dan di sudut hati ini. Impian aneh sang Yudha Prisnanto, semuanya berkumpul seperti dahulu kala dan berbagi lagi seperti dahulu kala, setiap generasi saling mengenal dan mempertahankan keharmonisan, lika liku yang di jalani bersama, tali silahturahim takkan pernah hilang hingga akhir hayat.Yudha Prisnantohttp://www.blogger.com/profile/04927822781307371502noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1467082741990625982.post-44751461027739383082013-02-26T06:10:00.001+07:002013-02-26T06:10:39.390+07:00Sahabatku, Perliharaanku, Jumbo<br />
Saat aku masih duduk di sekolah dasar, aku memiliki seekor anjing yang masih berumur 2 bulan, sebenarnya anjing milik ayahku, tetapi aku yang mengurusnya hingga ia dewasa. Aku memberikannya nama "Jumbo", banyak hal aku lalui bersama Jumbo, 2 hal yang akan selalu aku ingat, ia menjadi teman jogging ku setiap sore dan ia selalu mengejarku setiap aku turun dari bus sekolah yang berhenti di depan rumahku, aku selalu berlari ketakutan ketika ia mengejarku, takut bila ia menjilatku dan aku harus menghilangkan najisnya, walaupun sebenarnya ia tidak akan menjilatku karena aku sudah mengajarkan untuk tidak menjilat siapa pun sejak ia kecil, tetapi tetap saja rasa takut itu tetap ada.<br />
<br />
Ia anjing ras campuran (ga tau campuran apa aja hahaha) bulunya bewarna hitam dan di lehernya bewarna putih membentuk seperti kalung dan ketika ia dewasa di lututnya terdapat bulu yang lebat di bandingkan bulu lainnya yang terdapat pada tubuhnya, ia sangat suka berlari dan setiap sore akan menggonggong sangat ribut jika aku belum keluar untuk jogging, hal yang paling membuatku kesal ketika ia melihat kucing, kemungkinan besar ia akan mengejar kucing tersebut, tetapi setelah beberapa waktu bersamanya, aku menemukan cara agar ia tidak mengejar kucing tersebut, aku harus berlari lebih cepat dan ia pasti akan meninggalkan kucing tersebut dan mengejarku.<br />
<br />
Ketika aku naik ke kelas 2 SMP aku harus pindah keluar kota karena ayahku di pindah tugaskan dan mau tidak mau aku harus ikut, Jumbo rencananya akan di berikan kepada tetanggaku, tetapi aku melarangnya dan Jumbo harus ikut bersama kami pindah, ayahku pun setuju. Jumbo tergolong anjing yang agak susah untuk mengenali daerah baru, sama sepertiku, kami lebih banyak diam di rumah daripada jalan-jalan keluar rumah, tapi setelah hampir setengah tahun di tempat baru, aku dan Jumbo dapat menyesuaikan dengan lingkungan, kemudian aku dan Jumbo kembali melakukan rutinitas kami dahulu, jogging pada sore hari.<br />
<br />
Suatu hari Jumbo menghilang dan aku berusaha mencari Jumbo dalam dua hari, mengitari rute jogging kami dan semua tempat yang pernah aku kunjungi bersama Jumbo, ternyata tidak membuahkan hasil apapun. Hingga ayahku pulang dengan membawa kabar bahwa jumbo di ambil orang ketika sedang berjalan-jalan sendirian, keesokan harinya ayahku menemui orang tersebut dan meminta Jumbo kembali, tetapi orang tersebut mengaku bahwa ia menemukan Jumbo tersesat dan merawatnya, setelah itu ia meminta sejumlah uang dengan alasan mengganti uang yang ia keluarkan untuk merawat Jumbo beberapa hari. Ayahku memberikan sejumlah uang dan membawa Jumbo kembali, aku sangat senang saat Jumbo kembali. Aku tahu orang tersebut pasti berbohong, karena selama ini Jumbo tidak pernah kesasar, karena ia sudah sering pergi sendiri saat aku bersekolah dan selalu pulang saat menjelang siang.<br />
<br />
Untuk kedua kalinya Jumbo hilang dan aku bersama ayahku sudah berusaha mencari kemana-mana, tapi tidak di temukan juga, setelah seminggu tidak ada kabar sama sekali, aku mulai sakit-sakitan karena memikirkan Jumbo dan berharap agar Jumbo bisa kembali ke rumah, ternyata harapan tersebut hanya angan kosong, Jumbo tidak pernah kembali lagi, perlahan aku mulai mengikhlaskan Jumbo pergi, apa pun yang terjadi dengannya di luar sana, aku selalu berharap ia baik-baik saja, jika ia sudah tidak ada, aku berharap ia bahagia di mana pun ia sekarang. Jumbo adalah anjing peliharaan pertama dan mungkin terakhir untukku, karena tidak ada yang dapat menggantikan Jumbo. Aku akan selalu mengingatnya hingga kapan pun, ia teman terbaikku, teman yang selalu menemaniku jogging, teman yang selalu mengejarku ketika aku turun dari bis sekolah, teman yang selalu membuat hari-hariku bewrna dan menyenangkan. Aku sayang dan rindu Jumbo.<br />
Yudha Prisnantohttp://www.blogger.com/profile/04927822781307371502noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1467082741990625982.post-16371595081273428732013-02-11T05:25:00.001+07:002013-02-11T05:25:39.877+07:00Aku dan KamuKetika kita sedang di landa badai prahara, kau pernah mengatakan bahwa kita layaknya kapal miring yang sedang dalam badai di tengah laut. Aku bertanya, sampai kapan? Dan engkau mengatakan hingga semua badai berakhir, lalu kau mengatakan lagi, hidup ini bukan tentang menanti melewati badai, tapi tentang bagaimana kita belajar menangani masalah itu sendiri. Aku mengerti dengan semua itu dan aku berterima kasih karna kau mengingatkan aku akan hal tersebut. Kini aku ingin membantu mu dengan cara yang sama dan sudah pernah aku lakukan, tetapi ego mu selalu berada di depan, hingga aku takut jika aku melakukannya lagi, aku akan kehilanganmu.<br />
<br />
Ketika kita sedang tertimpa permasalahan ego, yang akan aku pikirkan adalah ketika kita melewatinya bersama dengan senyuman dan eratnya tangan kita saat melangkah perlahan. Aku selalu memaafkan apa pun yang terjadi ketika masalah menimpa kita, karena aku tau, ego akan berada di depan dan aku memakluminya. Mungkin aku yang terlalu lemah dan selalu memaafkan mu, tapi itu lah diriku. Aku tahu, memaafkan bukanlah hal yang mudah di bandingkan meminta maaf. Bahkan pada saat aku yang bersalah dari semua aspek. Yang aku ingin engkau tahu adalah pada saat kita mengalami permasalahan, ingatlah masa di mana kita melewatinya dengan kepala dingin dan ketenangan, hal tersebut akan membuat kepala ku dingin dan meletakkan ego ku jauh di belakangku.<br />
<br />
Membiarkanmu untuk menangkan diri itu hal yang mudah, tapi ketika hati berharap agar kau bisa tenang dan menceritakan semuanya bukanlah hal yang mudah, mungkin bisa di katakan "menunggu". Aku ada di sini bukan hanya untuk pada masa kebahagiaan, tapi setiap momen di dalam hidupmu, mungkin terdengar lebay dan berlebihan atau apa lah itu, yang pasti aku ingin berada di setiap situasi dalam hidupmu, tidak selalu, karena aku bukan suami mu, aku hanya orang yang dekat denganmu, aku mengerti posisi aku di dalam hidupmu.<br />
<br />
Aku cemburu ketika kau mengobrol dengan pria lain dengan sangat akrab, tapi aku tidak mengungkapkannya, karena aku tahu kalian hanya berteman dan aku sebagai manusia memaklumi hal tersebut, karena aku manusia yang punya hati dan terkadang memiliki cemburu yang tak beralasan jelas. Begitu juga dengan mu, aku tahu dan aku sangat mengerti, tapi jika kau keberatan aku mengungkapkannya, katakan, agar aku tahu, aku manusia yang tidak bisa membaca pikiran bahkan hati orang lain.<br />
<br />
Kita memang tidak dekat, tapi hati kita selalu bersama, itu yang selalu aku yakini, setiap dalam doaku setelah shalat, namamu selalu aku sebut saat aku curhat dengan Allah, agar aku dan kau selalu bersama hingga akhir hayat dan semua orang merestui hubungan kita, walaupun kau belum memperkenalkan aku pada keluargamu, baik secara langsung atau tidak langsung. Aku mengerti dengan situasi mu, dan aku akan tetap setia mendampingi mu hingga kau memperkenalkan aku dengan mereka sebagai seseorang yang spesial di dalam hatimu.<br />
<br />
Jarak memisahkan kita selama bertahun-tahun dan kita hanya bertemu beberapa kali, walaupun pada saat kita masih kanak-kanak kita selalu bertemu. Aku berharap agar jarak kita pada saat ini adalah jalan Allah agar kita bisa saling mengerti dan pada saat waktunya kita bersama dalam sebuah mahligai rumah tangga, kita akan semakin dekat dan mengerti.<br />
<br />
Walaupun aku dan kau tanpa status hubungan yang pasti, aku sayang kamu adalah sesuatu yang pasti, begitu juga dengan dirimu, kuharap. Ini adalah pertama kali kita bertengkar setelah sekian tahun, awal dari perjalanan hidup kita dan mungkin bukan secara resmi, tapi kita akan belajar bersama menghadapi semuanya dengan komunikasi dan keterbukaan serta kejujuran.<br />
<br />
Aku akan selalu mengingat hal yang membuat kita bersatu di kala kita di terpa badai masalah, agar aku dapat berfikir dengan jernih dan melewati, serta menyelesaikannya bersama dirimu. Ku harap engkau pun juga begitu, karena aku begitu menyayangi mu dan semoga Allah SWT merestui hubungan kita. Amin<br />
Aku sayang kamu selalu dan kau tahu hal itu :3Yudha Prisnantohttp://www.blogger.com/profile/04927822781307371502noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1467082741990625982.post-8594323628001161012013-02-02T13:51:00.002+07:002013-02-02T13:51:53.032+07:00Diriku Yang SebenarnyaMungkin papa benar, tidak, papa memang benar, aku hanya hidup dalam dunia khayalanku dan aku tidak akan menjadi apa-apa. Aku hidup hanya untuk menjadi contoh buruk dan pantas untuk di buang, tidak lebih dari itu. Aku sudah terbiasa hidup dengan hinaan, cacian, makian, dan lain-lain, rasa malu dan sakit telah hilang dari hatiku. bahkan aku tidak tahu bagaimana rupa rasa itu.<br />
<br />
Lebih baik aku sendiri di sini, aku tak dapat membantu mereka dan mereka juga tidak membutuhkanku, hanya rasa kasihan sehingga membuat mereka dekat denganku, tak lebih dari itu. Mereka juga akan jijik dan meninggalkanku ketika mereka tahu siapa aku sebenarnya. Sekali lagi, aku sudah terbiasa dengan itu.<br />
<br />
Aku tak inginkan lagi nasehatmu, karena itu tidak ada gunanya untukku, kau hanya membuang nafas dan pikiranmu saja. Aku terlalu hina mendampingimu, aku terlalu kotor bersamamu, aku hanya bongkahan yang tak di inginkan, tidak ada yang spesial ataupun unik. Biarlah aku di sini sendiri, tak apa, aku sudah terbiasa--sangat terbiasa.<br />
<br />
Tak usah kau bersedih karenaku, karena air mata itu tak pantas jatuh untuk manusia seperti aku, ada hal yang lebih baik air mata itu kau tumpahkan dan yang pasti bukan aku--bukan. Tak usah kau marah karenaku, karena amarah itu terlalu meletihkan dan aku tidak pantas membuatmu letih, ada hal lain yang lebih baik untuk kau lepaskan amarah itu dan yang pasti bukan aku--bukan.<br />
<br />
Aku tidak menyerah, aku hanya menyadari siapa aku di dunia ini. Seorang manusia yang hanya sebagai boneka peraga kehidupan yang gagal, itu lah aku. Aku tidak akan lari dari kenyataan atau membunuh diriku sendiri, tidak--tidak akan. Biarlah aku terbawa angin, hanyut bersama air, di tendang orang yang melewatiku, terbakar oleh api, aku akan terus melangkah hingga Tuhan bosan denganku.Yudha Prisnantohttp://www.blogger.com/profile/04927822781307371502noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1467082741990625982.post-85260148881403627962013-01-09T13:35:00.001+07:002013-01-16T07:44:34.498+07:00Ruang Kenangan<br />
Foto itu telah aku lepas dari bingkai terindahku, aku letakkan dalam kotak tercantik dan aku kunci rapat agar tidak lekang termakan waktu. Aku simpan dalam lemari kecilku, jika aku ingin melihatnya aku tidak perlu waktu lama untuk menemukannya.<br />
<br />
Ternyata aku salah, lemari kecilku tak pernah ku rawat, kini telah di makan oleh rayap, hingga aku tak dapat membukanya, tanpa aku sadari aku menghancurkan lemari kecilku karena amarah.<br />
<br />
ketika aku melihat kotakku, kotak yang dulunya cantik, kini kusam karena tak terawat, bahkan aku tidak dapat membukanya, kunci tersebut telah rusak di makan waktu. Aku membuka paksa demi melihat isinya, aku merelakan kotak tercantikku rusak.<br />
<br />
Saat aku berhasil membuka kotak tersebut, foto tersebut tetap termakan oleh waktu, kekuningan dan lusuh. Aku mengangkat dengan sabar, tetapi perjuangan yang sia-sia, hancur menjadi abu.<br />
<br />
Aku menghancurkan dua benda berhargaku hanya untuk melihat kenangan dan kini semuanya telah hilang karena amarah dan kebutaanku. Yang tersisa hanyalah bingkai terindahku tanpa lukisan dan aku akan menjaganya hingga waktuku usai.Yudha Prisnantohttp://www.blogger.com/profile/04927822781307371502noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1467082741990625982.post-19107214873937477032012-12-25T15:23:00.001+07:002012-12-25T15:23:06.811+07:00AgorafobiaAku orang yang tidak bisa berada di keramaian, suara-suara keramaian itu membuat aku merasa takut, pengang, gemetar, merinding. Aku ingin berteriak "<i>DIIIAAAMMM!!!!</i>" untuk menyuruh mereka diam, tapi aku tidak bisa melakukan hal tersebut, yang bisa aku lakukan hanya mencari sudut kosong atau sepi dan menutup telingaku hingga semua rasa itu hilang. Kenapa aku jarang ingin ikut pergi ke suatu tempat yang ramai, kalau pun aku ikut, maaf jika aku suka menyendiri, bukan karena tidak sopan, tapi karena seperti itulah aku. Aku tidak berharap kalian mengerti, maka dari itu aku tidak mengatakannya. Tapi aku suka bertengkar karena aku tidak pernah ingin ikut pergi, sekarang aku katakan semuanya--aku tidak berharap kalian mengerti.Yudha Prisnantohttp://www.blogger.com/profile/04927822781307371502noreply@blogger.com0